Kisah Singkat Mengenai Senja
Kisah Singkat Mengenai Senja
Senja adalah momen indah yang dipuja oleh banyak orang. cahayanya indah nan elok memanjakan mata dan hati.
Senja menaruh makna yang dalam bagi individu tertentu. kala kedatanganya, banyak hati yang merasa tenang dan damai.
Senja adalah sebuah pertanda bahwa hari akan berakhir. tiap manusia tentu memiliki cerita hidup yang berbeda. Ada yang merasa harinya begitu berat hingga dirinya merasa penat, ada pula yang merasa harinya menyenangkan dan dirinya berbahagia.
Berikut adalah sepenggal kisah mengenai senja, dimana terdapat rasa yang mendalam dalam kisah ini. yuk simak sampai akhir!
"Gerimis Senja"
Kala itu berjalan seorang gadis dengan payung yang meneduhinya. Kakinya menarik langkah stabil ke arah sebuah ruang kelas. Angin Sejuk menerpa wajahnya dan bibirnya membuat lekukan senyum tipis.
Dia begitu syahdu menikmati suasana gerimis di kala senja.
Namun, Tiba tiba bola matanya membesar melihat seorang pria berjalan ke arahnya, jantungnya berdegub tak karuan,entah sapaan apa yang akan dia lontarkan untuk pria pujaanya.
Langkahnya semakin cepat entah kenapa seakan angin turut serta mempertemukan mereka.
Saat berpapasan pria itu menatap mata sang gadis sembari berkata malu-malu dengan nada mengejek
"Kalau hujanya cuman gerimis lebih baik tidak usah pakai payung toh kelasnya dekat kan". dia kemudian tersenyum menundukan wajahnya.
Sekejab ucapan itu membuat sang gadis salah tingkah.
Dia tak tau kalimat apa yang harus digunakan untuk membalas candaan itu,lantaran itu adalah pertama kali cinta dalam diamnya bersuara.
Dengan spontan tangannya yang sedang memegang payung di arahkan ke atas kepala pria itu,
Ya! karena salah tingkah dia malah memayungi pria itu.
Suasana semakin tak karuan. Pipi keduanya memerah dan mereka saling melepas tawa.
Sang gadis semakin malu atas tindakanya.keduanya berlalu ke arah berlawanan mereka masih tersenyum lepas hingga sampai pada tujuan mereka masing masing.
Gerimis senja kala itu adalah momen termanis dalam hidup sang gaids.
Awal mula candaan hangat terlempar satu sama lain, saling menghibur dan membalut suka dalam kata kata indah.
Namun kini gerimis senja tinggalah sebuah fenomena biasa.
Mereka tak lagi saling sapa, tak lagi saling melempar candaan, dan perhatian.
Sang pria telah berlalu seiring waktu berjalan.
Mereka telah sampai pada jalan yang berbeda.
Kini senja sang wanita tak seberarti dahulu ketika wajah, tatapan dan senyum sang pria masih terlihat didepan sang wanita.
Komentar
Posting Komentar